Kemiskinan Indonesia
Indonesia
adalah negara yang kaya raya. Potensi kekayaan alamnya sangat luar biasa, baik
sumber daya alam hayati maupun non hayati. Sumber daya alam hayani banyak
ditemui dengan flora dan fauna yang beraneka ragam, sehingga tidak mengherankan
jika indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati terlengkap
didunia, hal ini tentunya mencakup keanekaragaman hayati darat dan laut.
Jikalau penilaiannya hanya mencakup keanekaragaman hayati darat saja, Indonesia
berada diperingkat ke-2 setelah Brasil (Amerika Selatan) dengan sungai
Amazonnya yang tersohor itu.
Selain
itu, kekayaan non hayatinya juga sangat melimpah, terbukti banyak tambang yang
terdapat di Indonesia. Seperti tambang emas yang dikelola oleh PT. Freeport di
papua, yang menjadi tambang emas yang terbesar di dunia. Saat ini PT. Freeport
mengeksplorasi tambang emas terbesar dengan kualitas terbaik di dunia yang
berada di daerah Papua. Kualitas emas dari Freeport sudah diakui oleh
mancanegara dan itu berasal dari Indonesia.
Selain
itu indonesia juga menjadi eksportir minyak sawit no 1 Dunia. Kelapa sawit atau
dunia internasional menyebut crude palm oil (CPO) adalah produk yang dibutuhkan
masyarakat sebagai sumber energi pilihan maupun alternatif. Saat ini, Indonesia
merupakan eksportir no 1 dunia untuk minyak sawit, malaysia diurutan ke-2 dan
Papua New Guinea diurutan ke-3. Hal ini disebabkan oleh luas lahan kelapa sawit
yang meningkat setiap tahunnya. Serta masih banyak lagi tambang-tambang alam di
Indonesia.
Ironisnya,
di negara yang sangat kaya ini, masih banyak masyarakatnya yang hidup di garis
kemiskinan bahkan di bawah garis kemiskinan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
jumlah penduduk miskin per Maret 2013 mencapai 28,07 juta atau 11,37 persen
dari total penduduk Indonesia. Angka tersebut mengalami penurunan 0,52 juta
dibandingkan dengan penduduk miskin per September 2012 sebesar 28,59 juta
(11,66) persen. Secara keseluruhan garis kemiskinan meningkat dari Rp 259.520
per kapita per bulan pada September 2012 menjadi Rp 271.626 per kapita per
bulan pada Maret 2013. Berikut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS).
Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin
dan Garis Kemiskinan, 1970-2013
|
||||||||||||||
Tahun
|
Jumlah Penduduk Miskin (Juta Orang)
|
Persentase Penduduk Miskin
|
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
|
|||||||||||
Kota
|
Desa
|
Kota+Desa
|
Kota
|
Desa
|
Kota+Desa
|
Kota
|
Desa
|
|||||||
1970
|
n.a
|
n.a
|
70,00
|
n.a
|
n.a
|
60,00
|
n.a
|
n.a
|
||||||
1976
|
10,00
|
44,20
|
54,20
|
38,80
|
40,40
|
40,10
|
4 522,00
|
2 849,00
|
||||||
1978
|
8,30
|
38,90
|
47,20
|
30,80
|
33,40
|
33,30
|
4 969,00
|
2 981,00
|
||||||
1980
|
9,50
|
32,80
|
42,30
|
29,00
|
28,40
|
28,60
|
6 831,00
|
4 449,00
|
||||||
1981
|
9,30
|
31,30
|
40,60
|
28,10
|
26,50
|
26,90
|
9 777,00
|
5 877,00
|
||||||
1984
|
9,30
|
25,70
|
35,00
|
23,10
|
21,20
|
21,60
|
13 731,00
|
7 746,00
|
||||||
1987
|
9,70
|
20,30
|
30,00
|
20,10
|
16,10
|
17,40
|
17 381,00
|
10 294,00
|
||||||
1990
|
9,40
|
17,80
|
27,20
|
16,80
|
14,30
|
15,10
|
20 614,00
|
13 295,00
|
||||||
1993
|
8,70
|
17,20
|
25,90
|
13,40
|
13,80
|
13,70
|
27 905,00
|
18 244,00
|
||||||
1996
|
7,20
|
15,30
|
22,50
|
9,70
|
12,30
|
11,30
|
38 246,00
|
27 413,00
|
||||||
1996
|
9,42
|
24,59
|
34,01
|
13,39
|
19,78
|
17,47
|
42 032,00
|
31 366,00
|
||||||
1998
|
17,60
|
31,90
|
49,50
|
21,92
|
25,72
|
24,20
|
96 959,00
|
72 780,00
|
||||||
1999
|
15,64
|
32,33
|
47,97
|
19,41
|
26,03
|
23,43
|
92 409,00
|
74 272,00
|
||||||
2000
|
12,31
|
26,43
|
38,74
|
14,60
|
22,38
|
19,14
|
91 632,00
|
73 648,00
|
||||||
2001
|
8,60
|
29,27
|
37,87
|
9,79
|
24,84
|
18,41
|
100 011,00
|
80 382,00
|
||||||
2002
|
13,32
|
25,08
|
38,39
|
14,46
|
21,10
|
18,20
|
130 499,00
|
96 512,00
|
||||||
2003
|
12,26
|
25,08
|
37,34
|
13,57
|
20,23
|
17,42
|
138 803,00
|
105 888,00
|
||||||
2004
|
11,37
|
24,78
|
36,15
|
12,13
|
20,11
|
16,66
|
143 455,00
|
108 725,00
|
||||||
2005
|
12,40
|
22,70
|
35,10
|
11,68
|
19,98
|
15,97
|
165 565,00
|
117 365,00
|
||||||
2006
|
14,49
|
24,81
|
39,30
|
13,47
|
21,81
|
17,75
|
174 290,00
|
130 584,00
|
||||||
2007
|
13,56
|
23,61
|
37,17
|
12,52
|
20,37
|
16,58
|
187 942,00
|
146 837,00
|
||||||
2008
|
12,77
|
22,19
|
34,96
|
11,65
|
18,93
|
15,42
|
204 895,99
|
161 830,79
|
||||||
2009
|
11,91
|
20,62
|
32,53
|
10,72
|
17,35
|
14,15
|
222 123,10
|
179 834,57
|
||||||
2010
|
11,10
|
19,93
|
31,02
|
9,87
|
16,56
|
13,33
|
232 989,00
|
192 353,83
|
||||||
40603
|
11,05
|
18,97
|
30,02
|
9,23
|
15,72
|
12,49
|
253 015,51
|
213 394,51
|
||||||
40787
|
10,95
|
18,94
|
29,89
|
9,09
|
15,59
|
12,36
|
263 593,84
|
223 180,69
|
||||||
40969
|
10,65
|
18,49
|
29,13
|
8,78
|
15,12
|
11,96
|
267 407,53
|
229 225,78
|
||||||
Sep-12
|
10,51
|
18,09
|
28,59
|
8,60
|
14,70
|
11,66
|
277 381,99
|
240 441,35
|
||||||
Mar-13
|
10,33
|
17,74
|
28,07
|
8,39
|
14,32
|
11,37
|
289 041,91
|
253 273,31
|
||||||
Catatan:
|
||||||||||||||
1. Sejak Desember 1998 digunakan standar
kemiskinan baru yang merupakan penyempurnaan standar lama.
|
||||||||||||||
Data tahun 1976-1996 menggunakan standar lama, angka tahun 1996-2013
menggunakan standar baru
|
||||||||||||||
2. Referensi waktu untuk seluruh data adalah
Februari,
|
||||||||||||||
kecuali data tahun 1998 (Desember) dan tahun 2006-2010 (Maret).
|
||||||||||||||
Data mulai tahun 1999 tanpa Timor Timur
|
||||||||||||||
Bangsa
Indonesia perlu mewaspadai kondisi kemiskinan yang terjadi saat ini.
Walaupun secara statistik tahun 2012 terjadi penurunan kemiskinan menjadi
28,59 juta orang atau 11,6 persen, secara kualitas kemiskinan justru
mengalami involusi dan cenderung semakin kronis. Hal itu
dilontarkan anggota Kaukus Ekonomi Fraksi PDI Perjuangan, Arif Budimanta, saat
menghubungi Kompas, Kamis (3/1/2013). Menurut Arif, hal itu ditunjukkan
oleh semakin meningkatnya indeks keparahan kemiskinan, terutama di wilayah
pedesaan yang meningkat hampir dua kali lipat selama tahun 2012.
"Badan Pusat Statistik mencatat, indeks keparahan
pada Maret 2012 sebesar 0,36. Padahal, pada September 2012 menjadi 0,61.
Kenaikan indeks ini menunjukan dua hal, yaitu semakin melebarnya kesenjangan
antarpenduduk miskin dan, juga, semakin rendahnya daya beli dari masyarakat
kelompok miskin karena ketidakmampuan mereka memenuhi kebutuhan dasar untuk
hidup sampai dengan batas pengeluaran garis kemiskinan yang hanya sebesar Rp
259.520 per bulan," paparnya. Kondisi
penduduk miskin di wilayah pedesaan yang semakin parah ini, tambah Arif,
diakibatkan karena tingginya tingkat inflasi wilayah pedesaan, yakni 5,08
persen, jika dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 4,3 persen selama
tahun 2012.
Pengentasan kemiskinan masih jauh panggang dari api
(ilustrasi).
.
Potret
kemiskinan yang terjadi di Indonesia
Selama periode September 2012-Maret 2013, jumlah
penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,18 juta orang (dari 10,51 juta
pada September 2012 menjadi 10,33 juta pada Maret 2013). Sedangkan di
daerah pedesaan berkurang 0,35 juta (dari 18,09 juta pada September 2012
menjadi 17,74 juta pada Maret 2013). Berturut-turut, pada 2009, BPS mencatat
jumlah penduduk miskin 32,53 juta atau 14,15 persen, kemudian pada 2010 31,02
juta atau 13,33 persen, Maret 2011 30,02 juta atau 12,49 persen, September 2011
29,89 juta atau 12,36 persen dan Maret 2012 29,13 juta atau 11,96 persen.
Tingkat
kemiskinan yang masih tinggi di Indonesia ini diantaranya disebabkan oleh inflasi
di pedesaan yang tinggi. Inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga-harga
bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, dan kesehatan, dimana kenaikan
harga tersebut tidak seimbangnya dengan kenaikan upah yang diterima. Hal inilah yang menyebabkan keadaan
kemiskinan di Indonesia tak berubah banyak dari waktu ke waktu. Dengan
tingginya inflasi beberapa bulan belakangan, diperkirakan tingkat kemiskinan
akan berada di atas 12 persen.
Tanpa kerja apa-apa juga trennya memang seperti itu
penurunan kemiskinannya. Jadi, tak ada extra effort yang dilakukan. Artinya
apa? seluruh stimulus dari proses kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah
selama ini tak memberikan efek elastisitas yang tinggi terhadap penurunan
kemiskinan dari setiap proses pertumbuhan yang ada.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
Bappenas Armida Salsiah Alisjahbana mengakui dengan tingkat kemiskinan per Maret
2013 yang mencapai 11,37 persen, target akhir tahun ini 10,5 persen memang
berat untuk dicapai.
Salah satu pemicunya adalah lonjakan harga sejumlah
kebutuhan yang berujung pada tingkat inflasi tinggi. Tapi kita best
effort yaitu terdapat sejumlah program seperti raskin, BLSM hingga BSM untuk
membantu keluarga miskin.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan
bahwa pemerintah telah melakukan sinergi antara Masterplan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) untuk mengurangi tingkat
kemiskinan. MP3EI bertujuan mengurangi ketimpangan antarwilayah dan MP3KI
mengurangi ketimpangan antar masyarakat. "Jadi disinergikan dan tentu ada
efeknya," kata Hatta.
Solusi:
Mengenai
keterbelangan khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan
tehnologi masyarakat indonesia belum seberapa kalau dibandingkan dengan
negara-negara lain, misalnya Jepang, Cina, Korea, dll. Penduduk indonesia
terutama didaerah pelosok/pedesaan masih minim tentang ilmu pengetahuan maupun
tehnologi, dalam hal ini “Haruskah Kita diam dengan kenyataan tersebut ???”
menurut saya pemerintah harus berupaya meningkatkan pendidikan diberbagai
daerah karena pendidikan merupakan salah satu pendorong untuk mengurangi
kemiskinan, jikalau anak-anak bangsa indonesia maju akan pendidikan berarti
dapat mengimbangi negara lain, kita tidak perlu lagi memerluka tenaga kerja
yang propesional dari negara yang lain, tetapi kita dapat memamfaatkan pemuda-pemudi
indonesia yang memiliki skill dan pengetahuan.
Kelaparan akan mengakibatkan
kepada kondisi kekurangan
gizi yang dialami sekelompok orang dalam jumlah besar untuk jangka
waktu yang relatif lama. Kemiskinan
dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, kemiskinan merupakan
masalah global dunia. Kemiskinan sebagian besar karena
masalah pengangguran yang terjadi akibat dari kemalasan.
Sudah seharusnya pemerintah dan
orang-orang yang berkompeten, memikirkan kembali pendidikan Rakyat yang kian
terpuruk. Potensi sumber daya yang sangat potensial untuk mensuplai orang-orang
yang berkualitas. Ragam cara yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan anak
Rakyat ini dari kebodohan dan ketertindasan, yang terpenting adalah kesungguhan
Pemerintah dan Kearifan penguasa negeri ini untuk tidak melihat mereka semakin
tertindas.
Sumber :
http://www.merdeka.com/uang/bank-dunia-40-persen-populasi-indonesia-hidup-dalam-kemiskinan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar