KEMENDIKNAS RESMI
MENJADI KEMENDIKBUD
|
KEMENTERIAN
Pendidikan Nasional (Kemendiknas) resmi berubah nama menjadi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemedikbud). Perubahan ini bersamaan dengan
pelantikan anggota kabinet hasil reshuffle.
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah melantik dua wakil menteri pendidikan
dan kebudayaan. Musliar Kasim sebagai wakil menteri pendidikan dan kebudayaan
bidang pendidikan dan Wiendu Nuryanti sebagai wakil menteri bidang
kebudayaan.
"Pembentukan
pendidikan karakter di kalangan pelajar erat kaitannya dengan nilai budaya
yang dimiliki bangsa. Nilai-nilai budaya, seperti kejujuran dan
kesetiakawanan inilah yang akan dibangun dalam diri para pelajar agar sesuai
dengan pendidikan karakter yang kita galakkan. Maka, sangat tepat jika
penambahan bidang budaya dalam kementerian pendidikan," ujar M. Nuh di
acara konferensi pers pengenalan dan penjelasan tugas dua wakil menteri
pendidikan dan kebudayaan (wamendikbud) yang baru di Gedung DSS, Rabu
(19/10/2011).
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M. Nuh mengungkapkan, budaya terbagi
menjadi dua aspek, yaitu budaya sebagai tontonan dan budaya sebagai tuntunan.
"Budaya sebagai tontonan mengandung nilai ekonomis dan bukan bagian dari
kita, melainkan masuk dalam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Sementara, budaya sebagai tuntunan, erat kaitannya dengan nilai-nilai yang
dikandung di dalamnya. Maka, sesuai jika dimasukan dalam bidang pendidikan,"
katanya menjelaskan.
Penambahan bidang budaya dalam Kemedikbud ini, lanjutnya, memiliki tiga tujuan utama. Pertama, membangun nilai kebudayaan yang melekat dalam pendidikan sesuai dengan pendidikan karakter dan diaplikasikan dalam budaya sekolah (school culture). Kedua, untuk menumbuhkan nilai kecintaan anak-anak terhadap budayanya sendiri. Salah satunya dengan mengunjungi museum yang merupakan tempat penyimpanan warisan bangsa. Ketiga, bertujuan untuk menggali banyak warisan budaya yang masih terpendam.*** |
Kemendiknas Jadi
Kemdikbudnas, Wujud Sinergi Pendidikan & Budaya
Jakarta
– Rapat paripurna DPR menyepakati pergantian nama Kementerian Pendidikan
Nasional (Kemendiknas) menjadi Kementerian Pendidikan dan Budaya Nasional
(Kemendikbudnas). Perubahan nama ini disambut baik. Sebab pendidikan dan budaya
memang perlu bersinergi.
“Kalau
diubah begitu, menyambut baik. Berkali-kali banyak yang menyuarakan agar
kebudayaan dikembalikan dalam pendidikan. Karena kebudayaan bukan produk
komoditas di pariwisata, tapi merupakan bagian dari sistem pendidikan. Jadi
pendidikan akan berbudaya,” kata pengamat pendidikan Darmaningtyas dalam
perbincangan dengan detikcom, Selasa (18/10/2011).
Ketika
namanya Kemendiknas, maka yang diurusi lebih pada persoalan manajerial. Padahal
pendidikan merupakan bagian dari pendidikan karakter, di mana ada nilai
kebudayaan dalam pembentukan karakter itu.
Darmaningtyas
mengingatkan, jangan sampai kebudayaan dijadikan produk yang diperjualbelikan
untuk data tarik. Dengan menempatkan kebudayaan di bawah Kementerian
pendidikan, maka budaya akan ditempatkan sebagai satu proses.
“Sekarang
dengan berganti namanya Kemenbudpar menjadi Kementerian Budaya dan Ekonomi
Kreatif, maka pariwisata ditempatkan sebagai sarana untuk menarik devisa dari
luar dan dalam. Jadi pariwisata bisa menjadi pembangkit perekonomian sosial,”
lanjutnya.
Penulis
buku ‘Pendidikan Rusak-rusakan’ ini berpendapat, sebaiknya kata nasional dalam
Kementerian Pendidikan dan Budaya Nasional dihilangkan. Sebab kata nasional itu
seolah menunjukkan ada kementerian pendidikan dan budaya lokal.
“Seharusnya
Kemendikbud cukup. Kalau ada kata nasional sepertinya jadi ada kata lokal,”
tambah Darmaningtyas.
SEBELUM
berganti
nama menjadi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), institusi berslogan
Tut Wuri Handayani itu bernama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud).
Pasca
pengumuman perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II yang rencananya digelar
hari ini (18/10), Kemendiknas bakal berubah nama kembali menjadi Kemendikbud.
Di
temui di markas Kemendiknas, Mendiknas Mohammad Nuh mengatakan besar
kemungkinan perubahan Kemendiknas menjadi Kemendikbud. "Kebudayaan
itu tidak bisa lepas dari pendidikan," katanya.
Dia
mengakui, perubahan nama ini otomatis akan menambah perkejaan. Untuk itu,
Presiden SBY menunjuk dua wakil menteri. Yaitu Wakil Menteri Bidang
Kebudayaan Wiendhu Nurianti dan Wakil Menteri Bidang Pendidikan Musliar
Kasim. Nuh berpendapat, penambahan pos wakil menteri baru ini akan
disesuiakan dengan tugas pekerjaan yang tegas.
"Dengan
dua wakil menteri, diharapkan bisa lebih mengetahui kondisi riil di
masyarakat," jelas Nuh.
Namun,
menteri asal Surabaya itu masih enggan menyebut dan memastikan nama-nama
wakilnya nanti. "Lebih baik tunggu Selasa (hari ini, red) malam. Rencananya
akan diumumkan secara resmi oleh Presiden SBY," lanjutnya.
Diantara
tugas tambahan setelah Kemendiknas berubah menjadi Kemendikbud, papar Nuh,
adalah mengangkat kebudayaan dan dibumbui dengan unsur tuntutan yang tidak
bisa dilepaskan dari muatan pendidikan. "Upaya ini bukan bentuk pemborosan.
Juga bukan karena beberapa kasus yang terjadi akhir-akhir ini,"
katanya.
Diantara
kasus yang sempat mencuat di dunia pendidikan dan bersinggungan dengan budaya
adalah tawuran pelajar dan contek massal. Dia berharap, penggabungan
kebudayaan dan pendidikan dalam satu institusi bisa saling berinergi.
Seperti
diketahui, selama ini kebudayaan menjadi bidang kerja Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata (Kemenbudpar). Meskipun dalam perjalanannya Kemenbudpar lebih dominan
mengurusi bidang pariwisata saja. Kementerian yang dipimpin Jero
Wacik ini, berpeluang diganti menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
kreatif.
"Kebudayaan
bisa dilihat dengan pandangan yang lebih mendalam. Kebudayaan itu ada yang
namanya tuntunan dan tontonan," ungkap mantan rektor ITS itu.
Kedepan
Nuh mengutarakan jika tuntunan dalam kebudayaan itu terkait dengan nilai dan
tidak sesuai jika dikomersilkan.
Meskipun
begitu, Nuh mengakui jika ekspresi budaya itu sangat beragam. Jika dimaknai
sebagai hiburan, maka bisa digali dan menjadi sumber daya ekonomi. Dengan
menggabungkan kebudayaan ini, Nuh bakal terus menggenjot pelaksanan misi
pendidikan berkarakter. Nuh masih enggan dimintai keterangan tentang
peluangnya masuk gerbong reshuffle.
|
Sumber
: http://www.jambiekspres.co.id/utama/21119-kemendiknas-berubah-lagi-jadi-kemendikbud.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar