Selasa, 02 Desember 2014

Perencanaan Organisasional

­­          Perencanaan organisasional adalah proses menentukan bagaimana organisasi bisa mencapai tujuannya. Perencanaan adalah proses menentukan dengan tepat apa yang akan dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya. Tujuan perencanaan organisasional
Perencanaan organisasional mempunyai dua maksud: perlindungan dan kesepakatan (protective dan affirmative). Maksud protektif adalah meminimasi resiko dengan mengurangi ketidakpastian disekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan. Tujuan alternatif adalah untuk meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional. Disamping itu, tujuan perencanaan adalah membentuk usaha terkoordinasai dalam organisasi. Tanpa adanya perencanaan biasanya disertai dengan tidak adanya koordinasi dan timbul ketidakefisienan. Akan tetap tujuan mendasar dari perencanaan adalah membantu organisasi mencapai tujuannya. Koontz, O’Donnel menyatakan bahwa maksud perencanaan adalah “untuk melancarkan pencapaian usaha dan tujuan”.
16 garis pedoman umum ketika mengorganisasi sumber daya menurut Henry Fayol:
1.      Menyiapkan dan melaksanakan rencana operasional secara bijaksana
2.      Mengorganisasi aset kemanusiaan dan bahan sehingga konsisten dengan tujuan-tujuan sumber daya
3.      Menetapkan wewenang tunggal, kompeten, energik
4.      Mengkoordinasikan semua aktivitas-aktivitas dan usaha-usaha
5.      Merumuskan keputusan yang jelas dan tepat
6.      Menyusun bagi seleksi yang efisien sehingga tiap-tiap departemen dipimpin oleh seorang manajer
7.      Mendefinisikan tugas-tugas
8.      Mendorong inisiatif dan tanggung jawab
9.      Memberikan balas jasa yang adil dan sesuai bagi jasa yang diberikan
10.  Memberikan sanksi terhadap kesalahan dan kekeliruan
11.  Mempertahankan disiplin
12.  Menjamin bahwa kepentingan individu konsisten dengan kepentingan umum dari organisasi
13.  Mengakui adanya satu komando/pimpinan
14.  Mempromosikan koordinasi bahan dan kemanusiaan
15.  Melembagakan dan memberlakukan pengawasan
16.  Menghindari adanya pengaturan, birokrasi dan kertas kerja

Keuntungan & Kerugian pembagian tenaga kerja
v  Keuntungan

  1. Pekerja berspesialisasi dalam tugas tertentu sehingga keterampilan dalam tugas tertentu meningkat
  2. Tenaga kerja tidak kehilangan waktu dari satu tugas ke tugas yang lain 
  3. Pekerja memusatkan diri pada satu pekerjaan dan membuat pekerjaan lebih mudah dan efisien
  4. Pekerja hanya perlu mengetahui bagaimana melaksanakan bagian tugas dan bukan proses keseluruhan produk
v  Kerugian

  1. Pembagian kerja hanya dipusatkan pada efisiensi dan manfaat ekonomi yang mengabaikan variabel manusia
  2. Kerja yang terspesialisasi cenderung menjadi sangat membosankan yang akan berakibat tingkat produksi menurun

Menurut Chester Barnard akan makin banyak perintah manajer yang diterima dalam jangka panjang jika :
  1. Saluran formal dari komunikasi digunakan oleh manajer dan dikenal semua anggota organisasi
  2. Tiap anggota organisasi telah menerima saluran komunikasi formal melalui mana dia menerima perintah
  3. Lini komunikasi antara manajer bawahan bersifat langsung
  4. Rantai komando yang lengkap
  5. Manajer memiliki keterampilan komunikasi yang memadai
  6. Manajer menggunakan lini komunikasi formal hanya untuk urusan organisasional
  7. Suatu perintah secara otentik memang berasal dari manajer


Minggu, 19 Oktober 2014

Kewirausahaan

Pengertian Kewirausahaan
Sebelum mengartikan arti kewirausahaan terlebih dahulu harus memahami arti wirausaha yang menjadi kata dasar “kewirausahaan”. Secara etimologi, kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Sedangkan usaha, berarti perbuatan amal, berbuat sesuatu. Jadi, wirausaha berarti seorang pahlawan atau pejuang yang berbuat sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), wirausahawan adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya. Menurut Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1k995, kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Berdasarkan pegertian tersebut, terdapat beberapa perilaku yang dimiliki olehseorang wirausahawan, diantaranya adalah sebagai berikut:
Fleksibel : pandai menyesuaikan diri dengan berbagai relasi/kalangan, pandai mengontrol emosi saat hadapi situasi-situasi yang tidak menyenangkan.
Kerja keras : Bekerja maksimal tanpa kenal lelah, apalagi menyerah,mengerahkan sekuat tenaga, pikiran dan waktu untuk meraih sukses.
Mandiri : tidak bergantung pada pihak lain dalam mengambiol tindakan, membuat keputusan, serta dalam memilih berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan.
Inovatif : terus berupaya melakukan perbaikan,menyajikan sesuatu yang baru atau unik yang beda dengan yang sudah ada.
Berorientasi ke Masa Depan: Bekerja tidak hanya untuk memnuhi kebutuhan sesaat, tapi untuk jangka panjang, sehingga ia harus prediktif (antisipasi) terhadap spesifikasi-spesifikasi kebutuhan pada masa mendatang.

Kunci penting seorang wirausahawan adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas.
Karakteristik Wirausahawan Menurut Mc Clelland :
a.     Keinginan untuk berprestasi
b.     Keinginan untuk bertanggung jawab
c.     Preferensi kepada resiko-resiko menengah
d.    Persepsi kepada kemungkinan berhasil
e.     Rangsangan oleh umpan balik
f.     Aktivitas energik
g.    Orientasi ke masa depan
h.    Keterampilan dalam pengorganisasian
i.     Sikap terhadap uang
Karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi :
a.       Kemampuan inovatif
b.      Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
c.       Keinginan untuk berprestasi
d.      Kemampuan perencanaan realistis
e.       Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan
f.       Obyektivitas
g.      Tanggung jawab pribadi
h.      Kemampuan beradaptasi
i.        Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator

3 kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut Mc Clelland:
1. Kebutuhan untuk berprestasi (n Ach) yaitu keinginan untuk memperoleh suatu penghargaan atau suatu prestasi atau pencapaian usaha yang telah dilakukannya. 
2. Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afill) yaitu kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan beberapa mitra atau rekan (supplier, agen , distributor, dll) guna menunjang keberlangsungan hidup usahanya. 
3. Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow) yaitu keinginan untuk menguasai pangsa pasar, dimana akan berdampak baik bagi usahanya, yaitu dapat membuka lapangan pekerjaan dan memberikan kesempatan bekerja bagi setiap orang. 

Sumber-sumber gagasan dalam identifikasi peluang usaha baru:
1. Konsumen, memperhatikan keinginan serta kebutuhan konsumen, serta mengimplementasikanya.
2. Perusahaan yang sudah ada, menganalisis segala aspek yang ada pada suatu perusahaan yang telah ada sebelumnya, untuk selanjutnya melakukan perbaikan.
3. Saluran distribusi, memperhatikan bagaimana pendistribusian usahanya guna memperluas jaringan.
4. Pemerintah, merupakan sumber pengembangan gagasan baru dengan dua cara yaitu melalui dokumen hak-hak paten yang memungkinkan pengembangan suatu produk yang baru, dan melalu peraturan pemerintah terhadap dunia usaha yang memungkinkan muncuknya suatu gagasan tentang usaha baru.
5. Penelitian dan pengembangan, kegiatan yang selalu dilakukan seorang wirausahawan guna menghasilkan suatu gagasan atau produk baru.

7 Unsur-unsur analisa peluang pokok yaitu:
1. Biaya tetap, biaya yang tetap dikeluarkan, apapun keadaannya. Contoh: gaji karyawan.
2. Biaya variabel, biaya yang dikeluarkan bergantung pada volume bisnis. Contoh: biaya bahan baku dan tenaga kerja dalam pembuatan sebuah produk.
3. Biaya total, biaya keseluruhan yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha.
4. Pendapatan total, biaya yang dihasilkan dari hasil penjualan produk yang dibuat.
5. Keuntungan, biaya bersih yang didapatkan seorang wirausahawan.
6. Kerugian, biaya yang harus ditanggung oleh wirausahawan akibat lebih besarnya biaya produksi dibanding pendapatan.

7. Titik pulang pokok, titik keseimbangan antara pengeluaran dan pemasukan.
Bentuk-bentuk kepemilikan usaha, beserta keuntungan dan kerugiannya:
1. Perusahaa perseorangan, bentuk usaha yang dimiliki oleh individu, dimana keuntungan yang didapat sepenuhnya adalah hak pemilik, dan setiap kerugian yang ada juga menjadi tanggung jawab pemilik sepenuhnya. 
Keuntungan:
-       Keuntungan yang didapat sepenuhnya menjadi hak pemilik
Kerugian:
-       Besar kecilnya kerugian harus ditanggung sendiri oleh pemilik usaha
2. Firma (Fa), bentuk usaha yang berada dibawah satu nama dimana didirikan oleh dua orang atau lebih, dimana setiap anggota didalamnya memiliki tanggung jawab yang sama atas kerugian maupun laba yang dihasilkan.
Keuntungan:
- Fungsi pimpinan dapat dibagi-bagi
- Pendiriannya mudan tanpa memerlukan akte
- Mudah dalam mencari kredit
- Modal relatif lebih besar dibanding perseroan perseorangan
Kerugian:
- Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
- Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu
- Kerugian ditanggung bersama 
- Harta kekayaan pribadi menjadi jaminan kredit
3. Commanditer Venootschap (CV), bentuk usaha yang didirikan oleh dua oranga atau lebih, dimana ada yang bertindak sebagai anggota aktif maupun pasif. Anggota aktif terlibat langsung dalam berlansungnya usaha, sedangkan anggota pasif, hanya berttindak sebagai penanam modal dan tidak terlibat langsung dalam usaha yang dijalankan.
Keuntungan:
- Pendirian mudah
- Jumlah sumber dana yang besar
- Manajemen baik karena bisa diversifikasi
- Kemampuan mendapat kredit besar
Kerugian:
- Sulit untuk menarik dana khususnya untuk perusahaan ang kurang berbonafid
4. Perseroan Terbatas (PT), bentuk hukum yang sudah memiliki kelegalan usaha.
Keuntungan:
- Tidak bergantung pada pemegang saham, perusahaan terus berkembang
- Resiko kerugian pemegang saham kecil
- Saham dapat diperjual-belikan dengan mudah
- Pengelolaan perusahaan lebih efisien
Kerugian:
- Biaya pendirian usaha mahal karena harus berbadan hukum
- Pembagian deviden yang diterima para pemegang saham  akan dibebani pajak
- Kemungkinan pesaing memperoleh informasi yang diperoleh lebih terbuka

Untuk menyediakan sumber daya manusia yang tepat bagi organsasi kewirausahaan ketika berbagai posisi menjadi terbuka atau lowong, manajer hendaknya mengikuti empat langkah yang berurutan, yaitu : (1) perekrutan, (2) seleksi, (3) pelatihan, dan (4) penilaian hasil kerja. Proses-proses ini bisa digunnakan untuk mengisi baik lowongan manajerial maupun non manajerial. 
Tahap seleksi adalah tahap pemilihan indivisu untuk disewa dari semua individu-individu yang telah direkrut. Dengan ini, seleksi bergantung pada dan menyertai penarikan tenaga kerja (recruitment). Berikut akan dijabarkan tahapan proses seleksi yang menunjukkan alasan untuk tidak meluluskan calon  sumber daya manusia pada tiap-tiap tahap, dan menggambarkan bagaimana kelompok sumber daya potensial bagi suatu organisasi kewirausahaan bisa diperkecil sampai seorang individu yang akhirnya menjadi karyawan. Berikut adalah tahapannya.



Sumber:
- http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_bisnis/Bab_1.pdf
- http://ediharukaze.blogspot.com/2013/04/pengertian-kewirausahaan-dan.html
- http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/196507081991032-YOYOH_JUBAEDAH/Materi_Perkuliahan_Kewirausahaan.pdf
- http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan#Ciri-ciri_dan_Sifat_kewirausahaan
- http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kewirausahaan/bab9-sumber_daya_manusia_bagi_organisasi_kewirausahaan.pdf

Minggu, 29 Juni 2014

Bahaya Merkuri Ancam Masyarakat Aceh

Bahaya Merkuri Ancam Masyarakat Aceh Sebuah media online memberitakan bahwa PT Exxon Mobil membuang limbah mercury (Hg) atau logam raksa ke sawah dan sungai di Cluster I Syamtalira Aron, di Desa Hueng, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara. Akibatnya areal sawah warga rusak dan sungai tercemar. Bagi warga yang menggunakan air sungai untuk mandi dan mencuci atau sebagianya, mengalami gatal-gatal. Bukan itu saja, bahkan didapati banyak ikan yang mati karena limbah mercury milik PT Exxon Mobil. Kini masih berada di PPLI Bogor untuk diteliti terkait kadar zat berbahaya terkandung di lokasi pemboran minyak tersebut (www.rakyataceh.com, 19/10/2010). Kejadiannya, menurut mantan pekerja Exxon Terpiadi A Majid, saat itu sedang terjadi hujan besar sehingga penampungan air di dalam Cluster I meluap. Kemudian penutup dibuka oleh petugas Exxon sehingga mengalir ke sawah dan irigasi. Warga pun mengadakan protes dan meminta Exxon menghentikan pembuangan. Pihak PT Exxon Mobil mengadakan aksi peduli dengan membersihkan lokasi temuan mercury. Menurut media tersebut, dalam rentang waktu mulai tahun 1977 sampai sekarang perusahaan itu telah memproduksi bahan B3 alias zat kimia berbahaya termasuk mercury dalam jumlah besar. Namun sampai saat ini, perusahaan Amerika itu masih merahasiakan keberadaan limbah kimia yang diproduksinya, apakah ditanam dalam tanah atau dibuang ke daerah lain. Menurut Direktur Walhi Aceh, TM Zulfikar, merkuri adalah produk sampingan dalam proses pemurnian gas alam seperti ExxonMobile. Merkuri bersama zat-zat pengotor lainnya, seperti sulfur dan air dipisahkan dari fraksi-fraksi gas alam lain. Ciri merkuri adalah cairan berwarna kuning keemasan, cairan tersebut bisa mematahkan logam apabila dimasukkan ke dalam cairan. Sesuai dengan Permen LH No 18/2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3 pasal 2 ayat (2) disebutkan, penghasil limbah B3 tidak dapat melakukan kegiatan penggumpalan limbah B3 sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) huruf c. Dengan demikian, pihak ExxonMobile sebagai penghasil limbah tidak diperkenankan mengelola limbah merkurinya sendiri, tetapi harus menyerahkannya kepada pihak lain. Namun, sejauh ini belum terdengar siapa pengelola limbah ini. Tidak hanya di Aceh Utara, di Kabupaten Aceh Selatan pun limbah mercury banyak bertebaran pada areal pengolahan emas tradisional di Gunung Alue Buloh, Desa Panton Luas, Kecamatan Sawang. Tambang emas di kawasan Gunung Alue Buloh, Sawang itu sendiri adalah milik daerah sehingga merupakan asset pemerintah kabupaten Aceh Selatan. Tempat pengolahan emas gelondongan di Sawang sudah mencapai 114 unit (Serambinews.com). , Kepala Dinas Kesehatan Aceh Jaya, Cut Kasmawati MM kemarin meminta semua pihak terkait di jajaran Pemkab Aceh Jaya segera memfungsikan peran instansi masing-masing untuk menuntaskan permasalahan lingkungan di Gunong Ujeun yang semakin mencemaskan. “Perlu segera dilakukan penanganan untuk menyelamatkan ribuan masyarakat dari ancaman bahaya logam merkuri yang sudah mulai mencemari sungai, sawah, bahkan sumur penduduk. “Jika ini dibiarkan terus-menerus tanpa ada penanganan yang efektif, maka pencemaran tersebut akan semakin meluas ke seantero Aceh Jaya,” kata Cut Kasmawati. Dia nyatakan hanya mengajak agar semua pihak terkait di Aceh Jaya mulai memandang serius masalah ini dan mau bahu-membahu mencarikan solusi yang cepat, tepat, dan terukur. Pencemaran saat ini telah merambah ke sebagian sumur warga, sungai, dan tanah. Kondisi ini menunjukkan bahwa bahaya sudah berada di depan mata. Oleh sebab itu, diperlukan langkah cepat dan tepat untuk menanggulanginya. Permasalahan yang terjadi saat ini tidak bisa dilihat dari satu sisi saja, namun harus kita lihat dari berbagai aspek. Munculnya puluhan bahkan ratusan penambang emas illegal ini harusnya menjadi pengamatan pihak pemerintah Aceh. Mengapa hal ini bisa terjadi? Saat ini masyarakat berlomba-lomba ingin cepat kaya dan sejahtera. Seiring dengan beban hidup yang lebih tinggi, masyarakat mulai mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan uang dalam waktu cepat tanpa memikirkan risiko-risiko yang akan dihadapi. Harapan untuk menjadi cepat kaya terbentang di benak para penambang emas tersebut, mereka tidak memikirkan keselamatan bahkan kesehatan keluarganya hanya demi mendulang rupiah dan mendapatkan hidup yang lebih layak. Bertani bukan lagi pilihan, hasil panen yang lama belum lagi serangan hama dan kemarau ekstrem menjadi pertimbangan besar. Makanya tak heran jika di wilayah-wilayah yang memiliki banyak aset tambang emas, lebih banyak masyarakat yang memilih untuk bekerja sebagai penambang. Aktivitas menambang memang bukan hal yang mudah, mereka harus berpacu dengan waktu dan tenaga yang dikuras luar biasa, kadang hasilnya sesuai dengan keringat, kadang pula tidak, bahkan harus merelakan nyawa sendiri dan keluarga. Penggunaan merkuri yang digunakan untuk memisahkan bijih emas sudah menyebar kemana-mana. Saat penambang pulang membawa uang, tanpa disadari dia juga “membawa maut” untuk keluarga dan orang-orang sekitarnya. Jika sudah begini kejadiannya, siapa yang harus disalahkan? Tidak mungkin kita hanya menyalahkan sang penambang yang mencari pundi-pundi emas di lubang maut, atau tauke emas yang ingin cepat kaya dengan “tambang surga-neraka” itu, atau masyarakat yang membiarkan aktivitas ilegal ini terjadi di daerahnya. Tapi kemana perginya pihak pemerintah setempat? Mengapa membiarkan kejadian ini terus berlarut-larut, padahal sudah mengetahui dampak yang akan ditimbulkan? Sumber : http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2010/12/23/limbah-mercury-ancam-kesehatan-masyarakat-aceh-326964.html http://aceh.tribunnews.com/2014/02/20/polisi-selidiki-kasus-merkuri http://aceh.tribunnews.com/2014/02/20/merkuri-ancam-masa-depan-aceh

Selasa, 29 April 2014

Hubungan Pertumbuhan Penduduk dengan Kemiskinan, Kelaparan, dan Keterbelakangan



Kemiskinan Indonesia

            Indonesia adalah negara yang kaya raya. Potensi kekayaan alamnya sangat luar biasa, baik sumber daya alam hayati maupun non hayati. Sumber daya alam hayani banyak ditemui dengan flora dan fauna yang beraneka ragam, sehingga tidak mengherankan jika indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati terlengkap didunia, hal ini tentunya mencakup keanekaragaman hayati darat dan laut. Jikalau penilaiannya hanya mencakup keanekaragaman hayati darat saja, Indonesia berada diperingkat ke-2 setelah Brasil (Amerika Selatan) dengan sungai Amazonnya yang tersohor itu.
          Selain itu, kekayaan non hayatinya juga sangat melimpah, terbukti banyak tambang yang terdapat di Indonesia. Seperti tambang emas yang dikelola oleh PT. Freeport di papua, yang menjadi tambang emas yang terbesar di dunia. Saat ini PT. Freeport mengeksplorasi tambang emas terbesar dengan kualitas terbaik di dunia yang berada di daerah Papua. Kualitas emas dari Freeport sudah diakui oleh mancanegara dan itu berasal dari Indonesia.
          Selain itu indonesia juga menjadi eksportir minyak sawit no 1 Dunia. Kelapa sawit atau dunia internasional menyebut crude palm oil (CPO) adalah produk yang dibutuhkan masyarakat sebagai sumber energi pilihan maupun alternatif. Saat ini, Indonesia merupakan eksportir no 1 dunia untuk minyak sawit, malaysia diurutan ke-2 dan Papua New Guinea diurutan ke-3. Hal ini disebabkan oleh luas lahan kelapa sawit yang meningkat setiap tahunnya. Serta masih banyak lagi tambang-tambang alam di Indonesia.
          Ironisnya, di negara yang sangat kaya ini, masih banyak masyarakatnya yang hidup di garis kemiskinan bahkan di bawah garis kemiskinan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin per Maret 2013 mencapai 28,07 juta atau 11,37 persen dari total penduduk Indonesia. Angka tersebut mengalami penurunan 0,52 juta dibandingkan dengan penduduk miskin per September 2012 sebesar 28,59 juta (11,66) persen. Secara keseluruhan garis kemiskinan meningkat dari Rp 259.520 per kapita per bulan pada September 2012 menjadi Rp 271.626 per kapita per bulan pada Maret 2013. Berikut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan, 1970-2013











Tahun
Jumlah Penduduk Miskin (Juta Orang)
Persentase Penduduk Miskin
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
1970
n.a
n.a
  70,00
n.a
n.a
  60,00
n.a
n.a
1976
  10,00
  44,20
  54,20
  38,80
  40,40
  40,10
4 522,00
2 849,00
1978
  8,30
  38,90
  47,20
  30,80
  33,40
  33,30
4 969,00
2 981,00
1980
  9,50
  32,80
  42,30
  29,00
  28,40
  28,60
6 831,00
4 449,00
1981
  9,30
  31,30
  40,60
  28,10
  26,50
  26,90
9 777,00
5 877,00
1984
  9,30
  25,70
  35,00
  23,10
  21,20
  21,60
13 731,00
7 746,00
1987
  9,70
  20,30
  30,00
  20,10
  16,10
  17,40
17 381,00
10 294,00
1990
  9,40
  17,80
  27,20
  16,80
  14,30
  15,10
20 614,00
13 295,00
1993
  8,70
  17,20
  25,90
  13,40
  13,80
  13,70
27 905,00
18 244,00
1996
  7,20
  15,30
  22,50
  9,70
  12,30
  11,30
38 246,00
27 413,00
1996
  9,42
  24,59
  34,01
  13,39
  19,78
  17,47
42 032,00
31 366,00
1998
  17,60
  31,90
  49,50
  21,92
  25,72
  24,20
96 959,00
72 780,00
1999
  15,64
  32,33
  47,97
  19,41
  26,03
  23,43
92 409,00
74 272,00
2000
  12,31
  26,43
  38,74
  14,60
  22,38
  19,14
91 632,00
73 648,00
2001
  8,60
  29,27
  37,87
  9,79
  24,84
  18,41
100 011,00
80 382,00
2002
  13,32
  25,08
  38,39
  14,46
  21,10
  18,20
130 499,00
96 512,00
2003
  12,26
  25,08
  37,34
  13,57
  20,23
  17,42
138 803,00
105 888,00
2004
  11,37
  24,78
  36,15
  12,13
  20,11
  16,66
143 455,00
108 725,00
2005
  12,40
  22,70
  35,10
  11,68
  19,98
  15,97
165 565,00
117 365,00
2006
  14,49
  24,81
  39,30
  13,47
  21,81
  17,75
174 290,00
130 584,00
2007
  13,56
  23,61
  37,17
  12,52
  20,37
  16,58
187 942,00
146 837,00
2008
  12,77
  22,19
  34,96
  11,65
  18,93
  15,42
204 895,99
161 830,79
2009
  11,91
  20,62
  32,53
  10,72
  17,35
  14,15
222 123,10
179 834,57
2010
  11,10
  19,93
  31,02
  9,87
  16,56
  13,33
232 989,00
192 353,83
40603
  11,05
  18,97
  30,02
  9,23
  15,72
  12,49
253 015,51
213 394,51
40787
  10,95
  18,94
  29,89
  9,09
  15,59
  12,36
263 593,84
223 180,69
40969
  10,65
  18,49
  29,13
  8,78
  15,12
  11,96
267 407,53
229 225,78
Sep-12
  10,51
  18,09
  28,59
  8,60
  14,70
  11,66
277 381,99
240 441,35
Mar-13
  10,33
  17,74
  28,07
  8,39
  14,32
  11,37
289 041,91
253 273,31









Catatan:








1. Sejak Desember 1998 digunakan standar kemiskinan baru yang merupakan penyempurnaan standar lama.


    Data tahun 1976-1996 menggunakan standar lama, angka tahun 1996-2013 menggunakan standar baru


2. Referensi waktu untuk seluruh data adalah Februari,





      kecuali data tahun 1998 (Desember) dan tahun 2006-2010 (Maret).





      Data mulai tahun 1999 tanpa Timor Timur





















         
         
          Bangsa Indonesia perlu mewaspadai kondisi kemiskinan yang terjadi saat ini. Walaupun secara statistik tahun 2012 terjadi penurunan kemiskinan menjadi 28,59 juta orang atau 11,6 persen, secara kualitas kemiskinan justru mengalami involusi dan cenderung semakin kronis. Hal itu dilontarkan anggota Kaukus Ekonomi Fraksi PDI Perjuangan, Arif Budimanta, saat menghubungi Kompas, Kamis (3/1/2013). Menurut Arif, hal itu ditunjukkan oleh semakin meningkatnya indeks keparahan kemiskinan, terutama di wilayah pedesaan yang meningkat hampir dua kali lipat selama tahun 2012.
"Badan Pusat Statistik mencatat, indeks keparahan pada Maret 2012 sebesar 0,36. Padahal, pada September 2012 menjadi 0,61. Kenaikan indeks ini menunjukan dua hal, yaitu semakin melebarnya kesenjangan antarpenduduk miskin dan, juga, semakin rendahnya daya beli dari masyarakat kelompok miskin karena ketidakmampuan mereka memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sampai dengan batas pengeluaran garis kemiskinan yang hanya sebesar Rp 259.520 per bulan," paparnya. Kondisi penduduk miskin di wilayah pedesaan yang semakin parah ini, tambah Arif, diakibatkan karena tingginya tingkat inflasi wilayah pedesaan, yakni 5,08 persen, jika dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 4,3 persen selama tahun 2012.
Pengentasan kemiskinan masih jauh panggang dari api (ilustrasi).
Potret kemiskinan yang terjadi di Indonesia
Selama periode September 2012-Maret 2013, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 0,18 juta orang (dari 10,51 juta pada September 2012 menjadi 10,33 juta pada Maret 2013).  Sedangkan di daerah pedesaan berkurang 0,35 juta (dari 18,09 juta pada September 2012 menjadi 17,74 juta pada Maret 2013). Berturut-turut, pada 2009, BPS mencatat jumlah penduduk miskin 32,53 juta atau 14,15 persen, kemudian pada 2010 31,02 juta atau 13,33 persen, Maret 2011 30,02 juta atau 12,49 persen, September 2011 29,89 juta atau 12,36 persen dan Maret 2012 29,13 juta atau 11,96 persen. 
          Tingkat kemiskinan yang masih tinggi di Indonesia ini diantaranya disebabkan oleh inflasi di pedesaan yang tinggi. Inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga-harga bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, dan kesehatan, dimana kenaikan harga tersebut tidak seimbangnya dengan kenaikan upah yang diterima.  Hal inilah yang menyebabkan keadaan kemiskinan di Indonesia tak berubah banyak dari waktu ke waktu. Dengan tingginya inflasi beberapa bulan belakangan, diperkirakan tingkat kemiskinan akan berada di atas 12 persen.
Tanpa kerja apa-apa juga trennya memang seperti itu penurunan kemiskinannya. Jadi, tak ada extra effort yang dilakukan. Artinya apa? seluruh stimulus dari proses kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah selama ini tak memberikan efek elastisitas yang tinggi terhadap penurunan kemiskinan dari setiap proses pertumbuhan yang ada.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Salsiah Alisjahbana mengakui dengan tingkat kemiskinan per Maret 2013 yang mencapai 11,37 persen, target akhir tahun ini 10,5 persen memang berat untuk dicapai.
Salah satu pemicunya adalah lonjakan harga sejumlah kebutuhan yang berujung pada tingkat inflasi tinggi.  Tapi kita best effort yaitu terdapat sejumlah program seperti raskin, BLSM hingga BSM untuk membantu keluarga miskin.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan sinergi antara Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) untuk mengurangi tingkat kemiskinan.  MP3EI bertujuan mengurangi ketimpangan antarwilayah dan MP3KI mengurangi ketimpangan antar masyarakat. "Jadi disinergikan dan tentu ada efeknya," kata Hatta.
Solusi:
Mengenai keterbelangan khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan tehnologi masyarakat indonesia belum seberapa kalau dibandingkan dengan negara-negara lain, misalnya Jepang, Cina, Korea, dll. Penduduk indonesia terutama didaerah pelosok/pedesaan masih minim tentang ilmu pengetahuan maupun tehnologi, dalam hal ini “Haruskah Kita diam dengan kenyataan tersebut ???” menurut saya pemerintah harus berupaya meningkatkan pendidikan diberbagai daerah karena pendidikan merupakan salah satu pendorong untuk mengurangi kemiskinan, jikalau anak-anak bangsa indonesia maju akan pendidikan berarti dapat mengimbangi negara lain, kita tidak perlu lagi memerluka tenaga kerja yang propesional dari negara yang lain, tetapi kita dapat memamfaatkan pemuda-pemudi indonesia yang memiliki skill dan pengetahuan.
Kelaparan akan mengakibatkan kepada kondisi kekurangan gizi yang dialami sekelompok orang dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang relatif lama. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, kemiskinan merupakan masalah global dunia. Kemiskinan sebagian besar karena masalah pengangguran yang terjadi akibat dari kemalasan.
Sudah seharusnya pemerintah dan orang-orang yang berkompeten, memikirkan kembali pendidikan Rakyat yang kian terpuruk. Potensi sumber daya yang sangat potensial untuk mensuplai orang-orang yang berkualitas. Ragam cara yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan anak Rakyat ini dari kebodohan dan ketertindasan, yang terpenting adalah kesungguhan Pemerintah dan Kearifan penguasa negeri ini untuk tidak melihat mereka semakin tertindas.

Sumber :
http://www.merdeka.com/uang/bank-dunia-40-persen-populasi-indonesia-hidup-dalam-kemiskinan.html